Selasa, 08 Mei 2012

Asas PLS


 Asas-Asas Pendidikan Non-Formal (PLS)



1.     Asas Inovasi

Salah satu tuntutan pembaharuan pendidikan adalah adanya potensi daripada usaha yang ditempuh didalam penyempurnaan system pendidikan luar sekolah sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Hoyle, seorang guru besar pada “The Open University”di Inggris menempatkan pengertian inovasi sebagai salah satu elemen didalam pengertian “perubahan”. Ia menulis bahwa perubahan adalah istilah generasi yang meliputi serangkaian konsep atau pengertian. Ia menekankan bahwa kita harus menggunakan kata inovasi sebagai benda umum untuk menunjukkan objek, ide, maupun praktek baru.

Jadi dapat dikatakan bahwa istilah inovasi tidak dapat dipisahkan dari perkataan yaitu “ide baru” ke benda baru. Orang mencoba untuk menjajagi dan menerapkan apakah itu dalam bentuk gagasan atau cara bekerja dapat dianggap baru . karena dengan anggapan itu orang telah mencoba mencari alternative untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi ataupun untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Sedangkan pemecahan suatu masalah mempunyai implikasi kearah suatu perubahan.

Sebagai konsekwensi, tidak dapat diingkari lagi bahwa selama ini perencana dan pelaksana pendidikan lebih banyak memusatkan pikirannya pada perencanaan pendidikan formal dari pada pendidikan nonformal. Kalaupun ada maka koordinasi dan harmonisasi antara kedua jenis pendidikan tersebut tidak begitu banyak mendapat perhatian.

Dalam perencanaan system pendidikan, ada dua persoalan yang menyangkut asas inovasi. Yaitu bagaimana cara mengintegrasikan dan mengharmonisasikan program pendidikan formal dan nonformal bersama-sama didalam satu system pendidikan nasional. Serta apakah integrasi dan harmonisasi kedua jenis program pendidikan tersebut menjamin adanya efektivitas dan efisiensi bagi system pendidikan nasional didalam memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan didalam mencapai tujuan.



2.     Asas Wawasan Masa Depan

            Pada tahap ini, kita dihadapkan pada persoalan apakah tuntutan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dia dapat dan mampu melaksanakanhak dan kewajibannya sebagai individu dan warga negara. Didalam merencanakan dan mengembangkan program-program pendidikan formal ataupun nonformal tingkatan minimal itu harus selalu dihubungkan dengan jenis dan tingkat pengetahuan. Sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus dikuasai oleh seseorang anggota masyarakat.

 Elemen-elemen lain daripada hasil perencanaan dan pengembangan kurikulum dalam corak pendidikan formal kelihatannya masih sukar untuk diadakan adopsi secara langsung, misalnya tujuan kurikuler, serta tujuan intruksional. Hal ini mengingat bahwa elemen-elemen kurikulum terseabut memiliki keterbatasannya:

a.    penjabaran tujuan-tujuan kurikulum banyak dipengaruhi oleh disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk bidang-bidang studi dan mata pelejaran. Keterbatasan ini akan mempersulit kita untuk mengadakan adopsi langsung apabila kita akan menekankan “life skill” misalnya didalam program-program pendidikan nonformal.

b.   Kurikulum tersebut hanya mengandung tujuan-tujuan kurikuler dan intruksional yang terkait untuk anak usia sekolah.          



            Studi kasus yang telah banyak dilakuakan terhadap program pendidikan formal menunjukkan bahwa secara potensi sasaraqn populasi pendidikan nonformal meliputi:

a.       Semua anggota masyarakat yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan forma disekolah.

b.      Semua anggota masyarakat yang karena satu dan lain tidak dapat menyelesaikan studi pada tingkat pendidikan tertentu secara bulat (drop out).

c.       Anggota masyarakat yang meskipun telah menyelesaikan studi pada tingkat pendidikan tertentu masih menganggap perlu untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan nonformal. Hal ini disebabkan oleh semakin majunya perkembangan eonomi dan teknologi, serta keinginan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta produktivitas sebagai warga Negara.

            Proses penyusunan kebijakan pendidikan nonformal yang berorientasi kemasa depan dapat dilakukan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Meyer dan Greenwood melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan umum.

   Yaitu memilih dan menentukan tujuan-tujuan yang luas dan berjangka panjang.

         2. Menilai kebutuhan.

 Yaitu menentukan perkiraan kebutuhan terhadap pendidikan nonformal dimasa depan.       Yaitu masyarakat industri dan informasi.

         3. Menetapkan tujuan-tujuan khusus.

Ialah memilih dan menetapkan target-target khusus, biasanya bersifat kuantitatif dan dapat diukur walaupun tidak mengabaikan analisa kualitatif, serta dapat dilaksanakan dalam perspektif waktu tertentu.

         4. Merancang kegiatan alternative.

Merupakan upaya kreatif untuk mengidentifikasi berbagai kegiatan atau cara yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan khusus.

         5. Memperkirakan konsekwensi.

 Merupakan upaya menganalisis berbagai kemungkinan pengaruh positif dan pengaruh   negative dari kegiatan alternative.

         6. Menetapkan komponen-komponen program kegiatan

Yaitu memilih dan menentukan perangkat yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan kegiatan.

         7. Melaksanakan kegiatan

 Mencakup pelaksanaan kegiatan alternative yang terdiri atas urutan tindakan yang direncanakan tersendiri dalam perencanaan administrative kegiatan tersebut.

         8. Mengevaluasi

             Menetapkan hasil nyata dan proses kegiatan yang telah dipilih.

         9. Mengkaji umpan balik

             Untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan umum telah tercapai.







3.     Asas Kebutuhan

         Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Dalam buku yang berjudul “motivation and personality” Maslow menjelaskan lima tingkatan kebutuhan yang harus dan dapat dipenuhi oleh manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Lima tingkatan kebutuhan itu dimulai dari kebutuhan fisiologis/dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan, dan hingga ktingkat paling tinggi yaitu kebutuhan aktualitas diri.

Terpenuhinya kebutuhan dasar merupakan syarat bagi seseorang untuk memenuhi tingkat kebutuhan lainnya sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.

         Dalam mengoperasionalkan arti kebutuhan, pakar psikologi Bradshaw mengklasifikasi kebutuhan kedalam empat tipe. Yaitu:

1.  Kebutuhan normative

Timbul apabila seseorang atau suatu kelompok orang berada dalam keadaan dibawah suatu ukuran yang telah ditetapkan.

      2.   Kebutuhan terasa

Tipe ini didefinisikan melalui wawancara dengan seseorang atau sekelompok yang mengenai apa yang mereka inginkan.

      3.   Kebutuhan yang dinyatakan

            Kebutuhan ini hampir sama dengan keperluan dalam konsep ekonomi.

     4.   Kebutuhan banding

Ini akan timbul apabila karakteristik suatu populasi yang tidak menerima suatu layanan dalam keadaan hampir sama dengan karakteristik populasi lain yang memperoleh layanan.



         Dalam pendidikan nonformal, identifikasi kebutuhan yang diantisipasi ini akan membantu dalam mempersiapkan peserta didik agar mampu memantau lingkungan dan memahami kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dimasa depan. Kebutuhan ini juga sangat diperlukan oleh para perencana pendidikan dan pembangunan untuk menghindari kekagetan dimasa depan dalam perkembangan dan hasil pendidikan dimasa depan.

4.     Asas Relevansi

            Asas relevansi dengan pembangunan telah memberikan tekanan pada pentingnya program-program pendidikan nonformal yang dikaitkan secara erat dengan pembangunan masyarakat. Pembangunan ini dalam satu kesatuan wilayah.

Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat mengandung tiga makna:

1.Bahwa kehadiran pendidikan nonformal didasarkan atas kebutuhan masyarakat dan muncul karena tuntutan pembangunan masyarakat.

2. Program-program pendidikan nonformal berfungsi menggarap pengembangan sumberdaya manusia yang menjadi pelaku utama dalam pembangunan masyarakat dan sekaligus penerima pengaruh dari pembangunan masyarakat itu.

3. Isilah pendidikan nonformal lahir dimasyarakat industri.



               Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh pendidikan nonformal dalam pembangunan masyarakat adalah tumbuhnya masyarakat gemar belajar (learning society).

Ditinjau dari proses belajar, masyarakat gemar belajar memiliki beberapa cirri. Yaitu:

1.      Gemar mencari informasi yang berhubungan dengan kepentingan kehidupannya.

2.      Mereka gemar menemukan informasi baru melalui kegiatan membaca dari berbagai sumber.

3.      Gemar menulis dan menyampaikan informasi.

4.      Gemar melakukan kegiatan belajar secara berlanjut atas kesadaran bahwa belajar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya.

Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi. Sehingga mereka mampu melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil.







                                                     





BAB III

KESIMPULAN

           



         Salah satu tuntutan pembaharuan pendidikan adalah adanya potensi daripada usaha yang ditempuh didalam penyempurnaan system pendidikan luar sekolah sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Didalam merencanakan dan mengembangkan program-program pendidikan formal ataupun nonformal tingkatan minimal itu harus selalu dihubungkan dengan jenis dan tingkat pengetahuan. Sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus dikuasai oleh seseorang anggota masyarakat.

         Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan dasar merupakan syarat bagi seseorang untuk memenuhi tingkat kebutuhan lainnya sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.

Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi. Sehingga mereka mampu melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil.

         Laju perkembangan pendidikan nonformal disebabkan pula oleh asas yang digunakan yaitu kebutuhan, pendidikan seumur hidup, dan relevansi dengan membangun masyarakat atau pembangunan itu sendiri. Asas pendidikan yang telah dibahas di dalam makalah ini adalah saling berkaitan dan saling menguatkan dalam menancapkan pendidikan nonformal sebagai pendidikan pembangunan.

2 komentar: